Metode Kuliah Profesi Ners Stikes Perintis Saat Pandemi Covid-19
Medianers Saat Covid-19 mewabah di Indonesia, semua acara kuliah yang telah terbentuk menjadi berubah, alasannya adalah kegiatan dibatasi oleh pemerintah sebagai upaya pencegahan. Kebijakan itu, berimbas pada aktifitas pendidikan, mahasiswa dan dosen dirumahkan, dan diminta belajar daring.
Hal itu, juga berlaku pada mahasiswa pendidikan program profesi Ners STIKes Perintis. Idealnya wajib menyelesaikan acara pendidikan profesi Ners di akomodasi layanan kesehatan. Namun, semenjak 3 bulan terakhir mahasiswa berguru secara daring. " Iya Saya dan puluhan mahasiswa STIKes Perintis berguru secara daring," kata Muhammad Idral, S.Kep.," mengawali pembicaraan dengan Medianers.
Muhammad Idral adalah mahasiwa non reguler yang harusnya praktek klinik keperawatan di RSUD dr Adnaan WD. Dalam jadwal, ia bersama mahasiswa lainnya dijadwalkan menjalani praktik Keperawatan Medikal Bedah pertengahan Maret 2020 lalu. Berhubung Covid-19, jadwal praktik lapangan diganti dengan kuliah daring.
Helon Fahdepi, S.Kep., juga mahasiswa non reguler STIKes Perintis menambahkan, "metode praktik daring yang diterapkan STIKes Perintis melalui portal e-Study. Masing-masing mahasiswa diberi akun login untuk mengambil mangkir masuk dan pulang. Serta, untuk melihat pemberitahuan jadwal atau penugasan. Sedangkan untuk diskusi, dan tatap muka, dosen memakai aplikasi Zoom atau Google Classroom, juga melalui aplikasi Email atau Whats App," katanya.
![]() |
| Kampus 2, STIKes Perintis terletak di Jl. Kusuma Bakti, Gulai Bancah, Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. |
"Kegiatan praktik daring kita lakukan dengan berpedoman kepada Surat Edaran Nomor 36962 tertanggal 17 Maret 2020 tentang Pembelajaran secara daring dan bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID- 19),"imbuh Ns. Ida Suryati, M.Kep.
"Imbauan LL DIKTI Wilayah X, dan Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI). Adapun bentuk aktivitas pembelajaran yang mampu dilakukan yakni pembelajaran sinkorous, yakni secara tatap muka dan askinronous, yaitu melalui zoom, skype, dll," lanjut Ns. Ida Suryati menceritakan.
Sementara itu, dikutip dari buku panduan mata latih Keperawatan Medikal Bedah STIKes Perintis bahwa, "praktek profesi Keperawatan Medikal Bedah adalah mencakup tentang asuhan keperawatan pada klien remaja dalam konteks keluarga yang mengalami duduk perkara pemenuhan kebutuhan dasarnya akhir gangguan satu sistem (organ) ataupun beberapa sistem (organ) tubuh insan."
"Mata Ajar Keperawatan Medikal Bedah untuk acara non reguler sebanyak 36 jam dalam 1 minggu. Dan total usang pendidikan profesi mata bimbing Keperawatan Medikal Bedah ialah selama 6 ahad, atau 272 jam. Jumlah total jam itu, wajib dijalankan mahasiswa. Berhubung Covid-19 maka kuliah daring telah kami jalankan selama 6 ahad," tambah Ns.Ida Suryati, M.Kep.
"Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa selama kuliah daring yakni melaksanakan asuhan keperawatan profesional dengan memakai hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan pada orang akil balig cukup akal. Pembuatan laporan pendahuluan perkara diambil 10 perkara terbanyak. Setelah itu, dilaksanakan pre conference dan post conference melalui aplikasi, untuk menganalisis tugas yang telah diberikan dosen menurut evidence based practice," tambah Ns.Ida Suryati.
"Mahasiswa diminta menciptakan laporan kasus berdasarkan bahan kajian dengan pendekatan konsep Keperawatan Medikal Bedah, mulai dari pengkajian hingga evaluasi keperawatan. Sebelum mahasiswa melakukan implementasi keperawatan. Mahasiswa diminta dulu konsultasi terkait mind maping kepada dosen pembimbing via email atau bed side teaching mampu dilakukan via aplikasi daring, "tutupnya.
Sekedar diketahui, sebelum diberlakukan pembatasan sosial berskala besar atau terjadi Covid-19, mahasiswa program Ners STIKes Perintis kerjasama dengan aneka macam fasilitas layanan kesehatan di Sumatera Barat. Mahasiswa ada yang praktek klinik keperawatan di RSUD dr Adnaan WD, di RSAM Ahmad Muchtar Bukittinggi, RSUD Achmad Darwis Suliki, RSUD Padang Panjang, RSUD Dharmasraya, dan akomodasi kesehatan lainnya di dalam maupun di luar Sumatera Barat. (Anton Wijaya)

Comments
Post a Comment